Legalitas SIP Sebaiknya Diutamakan Dibanding Menjadi PNS

10-12-2018 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI, Adang Sudrajat. Foto: Kresno/od

 

Anggota Komisi IX DPR RI, Adang Sudrajat dalam kunjungannya ke Jawa Barat bersama tim kunspek mengatakan bahwa sebaiknya para tenaga medis sebaiknya lebih memprioritaskan legalitas (Surat Izin Praktek) SIP dibanding menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), baik itu sebagai bidan, apoteker, dokter dan lain-lain. 

 

“Sebaiknya anak bangsa tidak terlalu mengejar untuk menjadi PNS. Sebetulnya legalitas punya SIP itu lebih penting, terutama keterlibatan mereka dengan NS (Nusantara Sehat) supaya cepat dapat SIP walaupun mereka dengan syarat internship sudah dapat tetapi mereka membutuhkan hal-hal yang lain. Ini menjadi peluang, tetapi jangan sampai menjadi penghambat dalam distribusi dokter keseluruh Nusantara,” ujar Adang di Ruang Rapat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Bandung, Jumat (7/12/2018).

 

Selaim itu, Tim Kunspek Komisi IX DPR RI fokus kepada evaluasi efektifitas NS yang khusus untuk daerah-daerah terpencil dan daerah perbatasan. Namun Adang menjelaskan bahwa program ini sudah berkembang sehingga di Jawa Barat pun dapat program NS ini. Ternyata menurutnya memang dari sisi kebutuhan ada dan sudah tertangani distribusinya oleh Jabar.

 

“Tenaganya cukup, namun tidak terdistribusikan ke daerah-daerah terpencil. Dengan program NS ini yang tadinya tidak terisi sekarang sudah bisa terisi, terutama disini yang dibutuhkan dokter gigi, gizi dan kesehatan lingkungan,” ujar legislator Fraksi PKS itu.

 

Akan tetapi menurut Adang hal ini terlalu berpusat untuk Jawa Barat, karena daerah ini tidak jauh dari ibu kota. Adang berharap kedepannya Jabar bisa lebih mengarah ke swakelola. “Meskipun ada NS, namun NS yang individual dibesarkan, bukan NS yang sifatnya teamwork. Kalau yang tim lebih baik diprioritaskan ke daerah terpencil yang berbatasan dengan negara lain agar kinerja kesehatan daerah tersebut bisa bersaing dengan negara tetangga,” pungkas Legislator dapil Jawa Barat II itu. (eno/es)

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...